Tuesday, September 20, 2016

HASTA ARYA MAGGA
( Jalan Mulia Berunsur Delapan )



Dalam agama Buddha dikenal ajaran yang begitu luhur yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan (Hasta Arya Magga). Jalan Mulia Berunsur Delapan ini juga sering disebut dengan Jalan Tengah (Majhimapada) .Disebut jalan Tengah karena jalan ini menghindari dua cara hidup yang salah dan berlebihan (ekstrim) yaitu:
1.      Menyiksa diri
Menyiksa diri disni seperti yang dilakukan oleh petapa gotama ketika ia bersama dengan lima petapa lainya (Bhaddiya,Vappa,Mahanama,Assaji, Dan Kondanna). Petapa Gotama menyiksa diri selama 6 tahun di hutan uruvela. Petapaan yang dilakukan oleh petapa gotama disini begitu keras (ekstrim). Berbagai cara penyiksaan diri dilakukan. Mereka melatih diri dengan menjemur diri di terik matahari, berendam di dalam sungai pada malam hari untuk waktu yang lama. Karena masih saja belum berhasil petapa gotama melakukan latihan yang lebih berat lagi.ia merapatkan giginya dan menekat dengan kuat langit-langit mulutnya sehingga keringat mengucur keluar dari ketiak-ketiaknya. Setelah melakukan usaha beberapa lama dan melihat bahwa usaha ini tidak membawanya pada penerangan sempurna ia berhenti dan mencoba cara lain.Selanjutnya ia berpuasa dan tidak makan apa-apa sampai berhari-hari dan mengurangi sedikit demi sedikit sampai makan hanya satu butir  nasi setiap hari. Tentu saja latihan seperti ini membuat kesehatannya memburuk dan badanya kurus kering, kalau perutnya di tekan maka tulang punggungnya dapat di pegang (Pandita.S. Widyadharma :1979). Dengan mendengar rombongan penyanyi ronggeng ahirnya petapa Gotama menyadari bahwa cara petapaannya terlalu keras dan berlebihan, maka ia memutuskan untuk mulai makan dan minum setelah itu ia mulai bertapa dengan cara mengamati keluar masuknya nafas (Anapanasati).Dengan tekun ahirnya petapa Gotama dapat memperoleh penerangan sempurna dan menjadi Buddha. Disini jelas apabila seseorang ingin memperoleh sesuatu hendaknya jangan menggunakan cara yang terlalu keras dan belebihan. Karena dengan cara  yang terlalu keras justru akan merusak jasmani sehingga sulit untuk mendapat sesuatu yang diinginkan. Seperti yang dilakukan Petapa Gotama, ketika ia memakai cara yang terlalu keras,tidak berhasil maka ia mencari cara lain yaitu menggunakan Jalan Tengah.
2.      Kesenangan duniawi yang berlebihan
Kesenangan duniawi berkaitan dengan pemuasan nafsu indra. Sang Buddha tidak menekankan cara seperti ini. Karena dengan cara seperti ini hanya akan membawa penderitaan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah tidak kekal, jadi janganlah terlena pada kesengan duniawi dan melekat. Sebaiknya menghindari cara ini dan memilih jalan Tengah, hidup seadaanya dan penuh dengan kesadaran.
Jalan Tengah adalah cara hidup yang benar karena menghindari dua cara yang salah. Dengan berpedoman pada Jalan Tengah maka seseorang akan mendapatkan kebahagian.

Jalan Mulia Berfaktor Delapan adalah kebenaran terpenting yang di ajarkan oleh Buddha. sebagai dokter spritual yang handal, Buddha telah mengidentifikasi suatu penyakit yang menimpa semua bentuk kehidupan, dan penyakit itu adalah Dukkha atau ketidak puasan. ia kemudian mendiagnosis ketidakpuasan yaitu ketamakan dan nafsu.Ia menemukan bahwa ada suatu obat untuk penyakit itu, Nibbana, keadaan dimana ketidakpuasan berahir, dan resepnya adalah jalan mulia berfaktor delapan (Keyakinan Umat Buddha,2012:125). Jalan Mulia Berfaktor Delapan atau Jalan Tengah dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu, Sila (Kemoralan), Samadhi (Konsentrasi) dan Panna ( kebijaksanaan).

SILA
1.      Ucapan Benar
2.      Perbuatan Benar
3.      Mata Pencaharian Benar
SAMADHI
4.      Daya Upaya Benar
5.      Perhatian Benar
6.      Konsentrasi Benar
PANNA
7.      Pengertian Benar
8.      Pikiran Benar

1.    Ucapan Benar
Ucapan haruslah murni dan bajik. Kemurnian di capai dengan menghilangkan ketidakmurnian. Jadi kita harus memahami apa yang membuat ucapan tidak murni. yang tidak murni itu mencangkup :berbohong, yaitu berbicara lebih dari kebenaran atau kurang dari kebenaran; menyebarkan cerita-cerita yang membuat persahabatan retak;memfitnah dan menghasut;berbicara kasar yang mengganggu orang lain dan tidak membawa manfaat; serta menggosip/merumpi, mengobrol yang tidak ada maknanya, yang menyia-nyiakan waktu diri sendiri dan orang lain.( Hart,William,1986: 81-82)
2.    Perbuatan Benar
Perbuatan benar adalah perbuatan yang tidak merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Artinya adalah segala perbuatan Benar secara moral, yang dilakukan baik melalui pikiran ,ucapan maupun badan jasmani. Perbuatan secara moral disini berarti berbuat dengan berpegang pada 5 sila, yaitu berusaha untuk tidak membunuh, mencuri,berbuat asusila,berucap yang tidak benar, dan minum-minuman keras yang dapat melemahkan kesadaran serta menimbulkan ketagihan.

‘Semua orang gemetar dengan hukuman; semua orang takut dengan kematian. setelah membandingkan orang lain dengan dirinya sendiri, maka hendaknya seorang tidak membunuh atau mengakibatkan pembunuhan’. ( Dhammapada :129-130).
3.      Mata Pencaharian Benar
Mata pencaharian benar berarti suatu pekerjaan yang tidak merugikan makluk lain dan dilakukan dengan cara-cara yang benar.
Lima pekerjaan tidak benar yang seharusnya tidak dilakukan oleh umat awam adalah, Menjual minuman keras,menjual senjata, menjual racun, menjual wanita dan menjual makluk hidup untuk disembelih.
4.      Daya Upaya Benar
Daya upaya Benar (samma Vayama) dapat pula diartikan sebagai usaha benar.Usaha disini adalah usaha untuk meninggalkan pikiran buruk yang diliputi dengan kebencian (dosa) yang dapat merugikan ucapan dan perbuatan. Dan sebaliknya hyarus berupaya keras untuk memunculkan dan mengembangkan pikiran-pikiran positif yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
5.      Perhatian Benar
Perhatian benar dapat berarti selalu fokus dengan apa yang kita lakukkan.ketika seseorang melakukan meditasi itu juga di perlukan perhatian misal dalam meditasi itu mengambil objek anapanasati, maka bentuk perhatian yang benar adalah dengan mengamati keluar masuknya nafas dengan benar dan penuh konsentrasi. Dengan perhatian ini maka seseorang akan menjadi terkonsentrasi dan menjadi waspada.
6.      Konsentrasi Benar
  Konsentrasi sangat dibutuhkan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita selalu konsentrasi dan terfokus dengan aktifitas yang sedang dilakukuan maka hasilnya pun akan baik dan maksimal. Begitu pun dengan melaksanakan meditasi diperlukan sebuah konsentrasi terhadap objek yang di ambil.ketika pikiran kita benar-benar terfokus dan konsentrasi dengan objek tersebut maka meditasi itu bisa di katakan berhasil dan dapat memperoleh tinigkatan Jhana.
7.      Pengertian Benar
Pengertian benarlah yang merupakan kebijaksaan sejati. Hanya memikirkan tentang kebenaran saja tidaklah cukup.tetapi harus menyadari kebenaran itu sendiri danmelihat hahal seperti adanya, apa sebenarnya bukan hanya seperti yang tampak. Kebenaran yang tampak merupakan sebuah realitas, tetapi realitas ini harus ditembus untuk mengalami realitas tertinggi akan diri sendiri, dan untuk menghilangkan penderitaan.

8.      Pikiran Benar
Pemikiran benar sebenarnya mempunyai tujuan dua tujuan yaitu, menghilangkan pemikiran jahat dan mengembangkan pikiran baik. Pikiran benar adalah pikiran yang terbebas dari pikiran keserakahan (lobha) kebencian (Dosa) dan kebodohan (Moha). Jika dalam pemikiran benar maka ucapan dan tindakan seseorang pun akan benar. Karena segala sesuatu di dahului oleh pikiran.
‘Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, segala sesuatu di bentuk oleh pikiran. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat maka penderitaan akan mengikuti dirinya, bagai roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya’.(Dhammapada:1-2).


 ‘Mereka yang yang memiliki pandangan salah berkumpul dan bersatu dengan mereka yang meiliki pandangan salah; mereka yang memiliki niat salah..ucapan salah tindakan salah penghidupan salah usaha salah kewaspadaan salah konsenrtasi salah berkumpul dan bersatu dengan mereka yang memiliki konsentrasi salah. “ Mereka yang memiliki pandangan benar berkumpul dan bersatu dengan mereka yang memilki pandangan benar; mereka yang memilki niat benar,ucapan benar, tindakan benar, penghidupan benar,usaha benar,kewaspasdaan benar .konsentrasi benar berkumpul  dan bersatu dengan mereka yang memiliki konsentrasi benar’.( Samyuta Nikaya :1258-1259).

DAFTAR PUSTAKA

Sri Dhammananda, 2012. Keyakinan Umat Buddha, Ehipassiko Foundation
Pandita.S.Wiyadharma, 1979. Riwayat Hidup Buddha Gautama                                                                        Jakarta  Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda..
Hart,William,1986 Seni Hidup Meditasi Vipassana. Bombay : Vipasana Research Institute
Kitab suci Dhammapada
 Bhikkhu BodhiSamyuta 2009 Nikaya 4 :,Samyuta Nikaya 4, Klaten : Wisma Sambodhi     


No comments:

Post a Comment