HASTA ARYA MAGGA
( Jalan Mulia
Berunsur Delapan )
Dalam agama Buddha dikenal ajaran
yang begitu luhur yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan (Hasta Arya Magga). Jalan Mulia Berunsur Delapan ini juga sering
disebut dengan Jalan Tengah (Majhimapada)
.Disebut jalan Tengah karena jalan ini menghindari dua cara hidup yang salah
dan berlebihan (ekstrim) yaitu:
1. Menyiksa
diri
Menyiksa diri disni seperti yang dilakukan oleh
petapa gotama ketika ia bersama dengan lima petapa lainya (Bhaddiya,Vappa,Mahanama,Assaji,
Dan Kondanna). Petapa Gotama menyiksa diri selama 6 tahun di hutan uruvela. Petapaan
yang dilakukan oleh petapa gotama disini begitu keras (ekstrim). Berbagai cara penyiksaan
diri dilakukan. Mereka melatih diri dengan menjemur diri di terik matahari,
berendam di dalam sungai pada malam hari untuk waktu yang lama. Karena masih
saja belum berhasil petapa gotama melakukan latihan yang lebih berat lagi.ia
merapatkan giginya dan menekat dengan kuat langit-langit mulutnya sehingga
keringat mengucur keluar dari ketiak-ketiaknya. Setelah melakukan usaha
beberapa lama dan melihat bahwa usaha ini tidak membawanya pada penerangan
sempurna ia berhenti dan mencoba cara lain.Selanjutnya ia berpuasa dan tidak
makan apa-apa sampai berhari-hari dan mengurangi sedikit demi sedikit sampai
makan hanya satu butir nasi setiap hari.
Tentu saja latihan seperti ini membuat kesehatannya memburuk dan badanya kurus
kering, kalau perutnya di tekan maka tulang punggungnya dapat di pegang (Pandita.S.
Widyadharma :1979). Dengan mendengar rombongan penyanyi ronggeng ahirnya petapa
Gotama menyadari bahwa cara petapaannya terlalu keras dan berlebihan, maka ia
memutuskan untuk mulai makan dan minum setelah itu ia mulai bertapa dengan cara
mengamati keluar masuknya nafas (Anapanasati).Dengan
tekun ahirnya petapa Gotama dapat memperoleh penerangan sempurna dan menjadi
Buddha. Disini jelas apabila seseorang ingin memperoleh sesuatu hendaknya
jangan menggunakan cara yang terlalu keras dan belebihan. Karena dengan
cara yang terlalu keras justru akan
merusak jasmani sehingga sulit untuk mendapat sesuatu yang diinginkan. Seperti yang
dilakukan Petapa Gotama, ketika ia memakai cara yang terlalu keras,tidak berhasil
maka ia mencari cara lain yaitu menggunakan Jalan Tengah.
2. Kesenangan
duniawi yang berlebihan
Kesenangan
duniawi berkaitan dengan pemuasan nafsu indra. Sang Buddha tidak menekankan
cara seperti ini. Karena dengan cara seperti ini hanya akan membawa penderitaan.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah tidak kekal, jadi janganlah terlena
pada kesengan duniawi dan melekat. Sebaiknya menghindari cara ini dan memilih
jalan Tengah, hidup seadaanya dan penuh dengan kesadaran.
Jalan Tengah adalah cara hidup
yang benar karena menghindari dua cara yang salah. Dengan berpedoman pada Jalan
Tengah maka seseorang akan mendapatkan kebahagian.
Jalan Mulia Berfaktor Delapan adalah
kebenaran terpenting yang di ajarkan oleh Buddha. sebagai dokter spritual yang
handal, Buddha telah mengidentifikasi suatu penyakit yang menimpa semua bentuk
kehidupan, dan penyakit itu adalah Dukkha atau ketidak puasan. ia kemudian
mendiagnosis ketidakpuasan yaitu ketamakan dan nafsu.Ia menemukan bahwa ada
suatu obat untuk penyakit itu, Nibbana,
keadaan dimana ketidakpuasan berahir, dan resepnya adalah jalan mulia berfaktor
delapan (Keyakinan Umat Buddha,2012:125). Jalan Mulia Berfaktor Delapan atau
Jalan Tengah dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu, Sila (Kemoralan), Samadhi
(Konsentrasi) dan Panna (
kebijaksanaan).
SILA
1.
Ucapan Benar
2.
Perbuatan Benar
3.
Mata Pencaharian Benar
SAMADHI
4.
Daya Upaya Benar
5.
Perhatian Benar
6.
Konsentrasi Benar
PANNA
7.
Pengertian Benar
8.
Pikiran Benar
1. Ucapan
Benar
Ucapan haruslah murni dan bajik. Kemurnian di capai
dengan menghilangkan ketidakmurnian. Jadi kita harus memahami apa yang membuat
ucapan tidak murni. yang tidak murni itu mencangkup :berbohong, yaitu berbicara
lebih dari kebenaran atau kurang dari kebenaran; menyebarkan cerita-cerita yang
membuat persahabatan retak;memfitnah dan menghasut;berbicara kasar yang
mengganggu orang lain dan tidak membawa manfaat; serta menggosip/merumpi,
mengobrol yang tidak ada maknanya, yang menyia-nyiakan waktu diri sendiri dan
orang lain.( Hart,William,1986: 81-82)
2. Perbuatan
Benar
Perbuatan
benar adalah perbuatan yang tidak merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Artinya
adalah segala perbuatan Benar secara moral, yang dilakukan baik melalui pikiran
,ucapan maupun badan jasmani. Perbuatan secara moral disini berarti berbuat dengan
berpegang pada 5 sila, yaitu berusaha untuk tidak membunuh, mencuri,berbuat
asusila,berucap yang tidak benar, dan minum-minuman keras yang dapat melemahkan
kesadaran serta menimbulkan ketagihan.
‘Semua orang gemetar dengan
hukuman; semua orang takut dengan kematian. setelah membandingkan orang lain
dengan dirinya sendiri, maka hendaknya seorang tidak membunuh atau
mengakibatkan pembunuhan’. ( Dhammapada :129-130).
3.
Mata Pencaharian Benar
Mata pencaharian
benar berarti suatu pekerjaan yang tidak merugikan makluk lain dan dilakukan
dengan cara-cara yang benar.
Lima pekerjaan
tidak benar yang seharusnya tidak dilakukan oleh umat awam adalah, Menjual
minuman keras,menjual senjata, menjual racun, menjual wanita dan menjual makluk
hidup untuk disembelih.
4.
Daya Upaya Benar
Daya upaya Benar
(samma Vayama) dapat pula diartikan
sebagai usaha benar.Usaha disini adalah usaha untuk meninggalkan pikiran buruk
yang diliputi dengan kebencian (dosa) yang dapat merugikan ucapan dan
perbuatan. Dan sebaliknya hyarus berupaya keras untuk memunculkan dan
mengembangkan pikiran-pikiran positif yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain.
5.
Perhatian Benar
Perhatian benar
dapat berarti selalu fokus dengan apa yang kita lakukkan.ketika seseorang
melakukan meditasi itu juga di perlukan perhatian misal dalam meditasi itu
mengambil objek anapanasati, maka bentuk
perhatian yang benar adalah dengan mengamati keluar masuknya nafas dengan benar
dan penuh konsentrasi. Dengan perhatian ini maka seseorang akan menjadi
terkonsentrasi dan menjadi waspada.
6.
Konsentrasi Benar
Konsentrasi sangat dibutuhkan dan mempunyai peran yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita selalu konsentrasi dan terfokus dengan
aktifitas yang sedang dilakukuan maka hasilnya pun akan baik dan maksimal.
Begitu pun dengan melaksanakan meditasi diperlukan sebuah konsentrasi terhadap
objek yang di ambil.ketika pikiran kita benar-benar terfokus dan konsentrasi
dengan objek tersebut maka meditasi itu bisa di katakan berhasil dan dapat
memperoleh tinigkatan Jhana.
7.
Pengertian Benar
Pengertian
benarlah yang merupakan kebijaksaan sejati. Hanya memikirkan tentang kebenaran
saja tidaklah cukup.tetapi harus menyadari kebenaran itu sendiri danmelihat
hahal seperti adanya, apa sebenarnya bukan hanya seperti yang tampak. Kebenaran
yang tampak merupakan sebuah realitas, tetapi realitas ini harus ditembus untuk
mengalami realitas tertinggi akan diri sendiri, dan untuk menghilangkan
penderitaan.
8.
Pikiran Benar
Pemikiran benar sebenarnya
mempunyai tujuan dua tujuan yaitu, menghilangkan pemikiran jahat dan
mengembangkan pikiran baik. Pikiran benar adalah pikiran yang terbebas dari
pikiran keserakahan (lobha) kebencian
(Dosa) dan kebodohan (Moha). Jika dalam pemikiran benar maka
ucapan dan tindakan seseorang pun akan benar. Karena segala sesuatu di dahului
oleh pikiran.
‘Pikiran adalah
pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, segala sesuatu di bentuk
oleh pikiran. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat maka
penderitaan akan mengikuti dirinya, bagai roda pedati mengikuti langkah kaki
lembu yang menariknya’.(Dhammapada:1-2).
‘Mereka yang yang memiliki pandangan salah
berkumpul dan bersatu dengan mereka yang meiliki pandangan salah; mereka yang
memiliki niat salah..ucapan salah tindakan salah penghidupan salah usaha salah
kewaspadaan salah konsenrtasi salah berkumpul dan bersatu dengan mereka yang
memiliki konsentrasi salah. “ Mereka yang memiliki pandangan benar berkumpul
dan bersatu dengan mereka yang memilki pandangan benar; mereka yang memilki
niat benar,ucapan benar, tindakan benar, penghidupan benar,usaha benar,kewaspasdaan
benar .konsentrasi benar berkumpul dan
bersatu dengan mereka yang memiliki konsentrasi benar’.( Samyuta Nikaya
:1258-1259).
DAFTAR
PUSTAKA
Sri Dhammananda, 2012. Keyakinan Umat Buddha, Ehipassiko
Foundation
Pandita.S.Wiyadharma, 1979. Riwayat Hidup Buddha Gautama Jakarta
Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda..
Hart,William,1986 Seni Hidup Meditasi Vipassana. Bombay :
Vipasana Research Institute
Kitab suci Dhammapada
Bhikkhu BodhiSamyuta 2009 Nikaya 4 :,Samyuta
Nikaya 4, Klaten : Wisma Sambodhi
No comments:
Post a Comment